Kota Malang – efnews.id
Di era yang sudah modern ini, masyarakat Kota Malang rupanya tidak serta merta meninggalkan budaya asalnya. Terbukti seseorang penggiat batik di kota yang dingin ini terus bergumul dengan semangat tinggi melestarikan kegiatan membatik yang sudah banyak ditinggalkan.
Seperti pada hari Minggu, 5 Februari 2023, bertempat di salah satu studio batik di Kecamatan Sukun, Kota Malang, Ibu Nena Bachtiar, pembatik yang sering menjadi jujugan Dinas untuk menjadi Narasumber dan sering membuat pelatihan membatik ini, mengadakan kegiatan nyanting (proses melukis batik pada kain) bersama ibu-ibu dan mahasiswa-mahasiswi Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Merdeka (Unmer) Malang.
“Kami disini ingin mengenalkan batik tulis sebagai warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan, karena mengandung filosofi yang luar biasa berkaitan dengan budaya, adat, etika, mengolah kesabaran, olah rasa dan sebagainya,” ungkap perempuan yang berusaha mengembangkan batik di RW 03, Kelurahan/Kecamatan Sukun.
“Kami bersama tim menularkan teknik dan cara membatik kepada semua yang mau belajar. Banyak ibu-ibu dan muda-mudi Karangtaruna sekitar lingkungan Sukun yang kami bagi ilmu kami, demi kecintaan kami dalam melestarikan budaya Indonesia yang beragam. Warisan batik ini awalnya kami tularkan secara mandiri dan di kemudian hari banyak instansi terkait mengundang kami untuk melakukan kegiatan pelatihan,” tambah pemilik Oma Batik Sukun ini.
“Batik motif pohon, daun dan buah Sukun menjadi ciri khas kami dan menjadi salah satu ikon atau ciri khas batik sukun. Kali ini kami kedatangan tamu teman-teman dari salah satu Universitas terkemuka yang kebetulan juga masih di kecamatan Sukun melakukan sinau nyanting sebagai salah satu proses dari membatik tulis,” ujar wanita cantik yang karyanya sudah dilirik pasar Malaysia ini.
“Pengenalan batik sebenarnya sudah bisa dimulai sejak kelas 3 SD, anak yang berkebutuhan khusus pun bisa belajar menyanting, sebagai salah satu bentuk terapi olah konsentrasi, kesabaran dan olah rasa,” tutup ibu Nena yang sering mengikuti berbagai macam festival batik.
Reporter: Francis Xavier