Kota Malang - efnews.id
Kampung Wisata Tem atik Kota Malang mulai mendulang ketenaran di berbagai daerah, dari provinsi luar pulau hingga mancanegara. Kampung yang awalnya kumuh, kini berubah menjadi kampung yang bersih dan layak huni hingga layak dikunjungi juga sangat mendidik.
Kampung Warna Warni Jodipan pada Jumat, 24 Februari 2023, ramai dikunjungi puluhan wisatawan asal Malaysia. Tidak hanya itu, puluhan tamu dari Thailand juga mengunjungi Kampung Tridi. Kedua tempat wisata tersebut rata-rata menerima sekitar 50 turis asing setiap hari. Ada yang wisatawan backpacker hingga rombongan. Selain Asia sebagian besar juga berasal dari Eropa, Amerika, dan Australia.
Begitu pula di beberapa kampung wisata tematik lainnya, seperti Glintung Water Street, wisatawan juga diajak untuk melakukan pembelajaran ketahanan pangan dan lingkungan. Sedang di Kampung Keramik Dinoyo, puluhan anak belajar membuat keramik dan di Kampung Tempe Sanan beberapa pengunjung belajar menggoreng tempe. Sementara itu di Kampung Heritage Kajoetangan, pengunjung yang dulunya sibuk di koridor kini diajak untuk melihat rumah-rumah tua lawas di dalam kampung tersebut.
Yang tak kalah menariknya di Kampung Budaya Polowijen (KBP) rombongan wisatawan dari Dinas Kebudayaan Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menyaksikan suguhan tari topeng, pameran topeng batik dan beberapa mainan tradisional. Selain itu pengunjung juga menikmati minuman khas seperti Wedang Uwuh, panganan dawet dan camilan pala pendem serta Sego Berkat sebelum pengunjung diajak mengunjungi dan napak tilas situs Ken Dedes yang sangat fenomenal.
Edi Winaryo, Kepala Dinas Kebudayaan Sleman menyampaikan bahwa di Jogja memang tidak ada kampung tematik seperti di Kota Malang, hanya ada sanggar seni, sentra usaha, pusat kerajinan dan pusat oleh-oleh. ""Salut kepada Kota Malang yang cara membangkitkan seni budaya dan pemberdayaan masyarakat justru melalui kampung wisata dan sekali berkunjung dapat paket komplit. Meskipun sarana prasarana kurang memadai yang namanya kampung justru kita menemukan keunikan dan kekhasan kampung dan sekarang ini dasar wisata kita malah berbalik ke wisata budaya,"" terangnya.
Agus Suryo, Ketua Komite Kebudayaan Sleman yang turut serta dalam Delegasi Dinas Kebudayaan Yogyakarta yang beranggotakan 24 orang berkata bahwa cara paling efektif untuk membangun pariwisata justru melalui budaya dan seni serta adat dan tradisi yang dikembangkan oleh masyarakat. Pengunjung juga bisa belajar sego berkat seperti di KBP ini, penggunaan besek yang sudah lama hilang dan tergantikan oleh nasi kotak. Dan dari segi kunjungan, paling ramai seperti Situs Ken Dedes yang sangat bersejarah, ditambah daya tariknya yang dikemas unik,"" ujar pria yang panggilannya Ki Suryo tersebut.
Penggagas KBP Ki Demang menerima delegasi dari Dinas Kebudayaan Sleman setelah mengunjungi Museum Pendidikan dan Kebudayaan Empu Purwa Kota Malang. Pria yang bernama asli Isa Wahyudi ini menyambut baik masukan dari tamu istimewa Jogjakarta, yang sebenarnya merupakan pusat pelestari budaya daerah yang melestarikan budaya Jawa.
“Ya ke depan memang perlu dilakukan promosi objek pemajuan kebudayaan sebagai salah satu pemicu atau penggerak pariwisata dan melestarikan budaya di kampung wisata tematik terutama di kota Malang ini,” tutup pria yang juga Ketua Pokdarwis Kota Malang ini.
Reporter: rancis Xavier