Efnews.id – Pekanbaru - Senin, 3 Juni 2024
Banyaknya media-media sekarang yang kurang memperhatikan kualitas dalam bidang profesi jurnalis. Yang sering terjadi adalah akan diam ketika sudah di sugguhkan ongkos jalan pulang. Hal itulah yang membuat profesionalisme para jurnalis berkurang atau bahkan hilang.
Maka dari itu Pekanbaru Journalist Center ( PJC), Lembaga Pendidikan Wartawan mengadakan pelatihan untuk seluruh wartawan dan para pemimpin redaksi se-provinsi Riau (Senin, 3 juni 2024). Pelatihan digelar sejak pukul 08:30 WIB s/d 17.00 WIB di Grand Central Hotel Pekanbaru.
Puluhan wartawan dan pimpinan redaksi menghadiri acara pelatihan ini yang berasal dari berbagai media yang berbeda.
Daeng Abdul Kadir ,M.pd., M.I.Kom, Direktur Pendidikan (PJC), salah satu pengusung suksesnya acara pelatihan ini sudah mempersiapkan materi-materi untuk dipapar kan pada acara tersebut. Beberapa meteri tersebut antara lain :
- Strategi Pengembangan Manajemen Pers
- Langkah-Langkah Profesional Menembus Narasumber
- Strategi Menghindari Delik Pers
Untuk pembahasan tersebut PJC sudah menyiapkan 3 Praktisi di bidang itu sebagai narasumber . Di Awal materi dibawakan oleh Gemal Abdel Nassar .P. SH, Owner Griz Media, yang memaparkan materi tentang strategi Pengembangan Manajemen Pers.
“Strategi itu sangat penting dalam menjalankan manajemen pers kita. Tetapi sebelum kita masuk lebih dalam. kita harus tahu apa tujuan kita menjadi jurnalis”, buka Gemal.
“Setelah kita mengerti tujuan kita maka dari itu kita harus mempunyai akses atau conectivitas untuk dekat kepada narasumber kita. Dan supaya kita mendapat akses tersebut kita harus mempunyai Kemampuan dalam beberapa hal. Yakni, menulis berita, teknik wawancara yang baik, dan share”, lanjutnya.
"3 hal tersebut sangat berpengaruh untuk manajemen pers kita. Jadi hal tersebutlah yang harus kita kuasai”, ungkapnya.
Dilanjutkan oleh Direktur Utama PJC, Drs.Wahyudi El Panggabean, MH. menjelaskan langkah dan strategi yang ampuh untuk menembusi narasumber .
“Memang itu tidak mudah untuk di kerjakan tetapi jika kita percaya dan benar benar tulus mengerjakan profesi kita ini saya percaya tidak ada yang tak mungkin. Pasti ada jalannya. Tetapi sebelum itu kita harus tekankan dulu bahwasanya seorang wartawan sejati itu harus berani.
Karena saya percaya keberanian itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa bagi umat-Nya. Kita harus berani mencari informasi berbeda, dan berani menembusi untuk mengkonfirmasi ke Narasumber supaya kita mendapat berita yang benar dan berkualitas”, tandasnya.
"Yang terpenting itu kita harus menjadi wartawan yang di segani maka dari itu jangan perna mau menerima amplop harus berani menolak supaya kita menjadi wartawan yang keren dan di segani”, tegasnya.
Sementara itu, Direktur Hukum PJC Advokat Asmanidar, SH menjadi narasumber terakhir yang memaparkan materi.
Menurutnya delik pers bisa diartikan juga sebagai perbuatan pidana. Hal tersebut juga harus diperhatikan dalam hal menulis dan mengkonfirmasi narasumber kita. Karena sudah banyak para jurnalis yang terjerat perbuatan pidana. Maka sebagai wartawan harus hati-hati dalam penulisan.
“Kemerdekaan pers itu selalu didengungkan tapi faktanya tidak ada undang undang yang kuat untuk pembelaan wartawan. Penghinaan dan pencemaran nama baik senantiasa menjadi suatu hal yang membuat para wartawan berurusan dengan hokum. Oleh karenanya pentingnya bagi seorang wartawan untuk memahami delik pers,” pungkasnya.
Dalam pelatihan ini juga seluruh wartawan dan para pemimpin redaksi se-provinsi Riau di jamu dengan makan siang bersama dan dilanjukan dengan sesi tanya . Pelatihan diakhiri dengan pemberian serifikat peserta, dua buah buku karya Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H. secara gratis. Serta pemberian sertifikat juara dalam lomba menulis berita, kemudian ditutup dengan foto bersama.
Reporter : Josua Nababan
Comments
0 comment