Efnews.id – Dairi – Senin, 1 April 2024 Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia, Charles Bonar Sirait tampil memukau dalam Study Meeting dengan materi ‘public speaking, di pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-kabupaten Dairi periode 2024-2027. Mantan bintang film era 90an ini mengatakan bahwa sumut merupakan destinasi wisata yang sangat spektakuler.
Sejalan dengan itu, maka GAMKI sebagai organisasi pemuda dirasa perlu menyiapkan kader-kadernya untuk melengkapi Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk mengelola keistimewaan Sumatra Utara khususnya di bidang pariwisata. Salah satunya adalah Danau Toba. “Danau Toba sebagai danau terluas di Asia Tenggara merupakan salah satu diantara puluhan destinasi yang ada di Sumut, termasuk juga Kabupaten Dairi”, ungkap Charles di Gedung Balai Budaya Kabupaten Dairi, Jl. Sisingamangaraja, Sidikalang.
GAMKI di harapkan menjadi pelopor issue-issue terkait SDGS. Charles menjelaskan issue-issue terkait SDGS, antara lain : 1. Menghapus kemiskinan (no proverty),
2. Mengakhiri kelaparan (zero hunger),
3. Kesehatan yang baik dan kesejahteraan (food health and well-being),
4. Pendidikan bermutu (quality education),
5. Kesetaraan Gender (gender equality).
6. Akses air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), 7. Energi bersih dan terjangkau (affirdabke and clean energi),
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (decent work and economy growth),
9. Industri, inovasi, dan infrastruktur (industry, innovations, and infrastructure),
10. Mengurangi ketimpangan (reduce Inequality)
Menurut Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) GAMKI ini, kader-kader GAMKI harus cakap dalam berkolaborasi dan mampu bekerjasama dengan siapa pun. Juga meningkatkan kemampuan akademik Sumber Daya Manusia-nya, yang artinya kader-kader GAMKI harus memiliki jenjang pendidikan yang baik. “Yang SMA kuliah lagi, yang S1 lanjut S2, yang S2 ambil program doktor dan seterusnya”, ucap pria yang memulai karirnya sebagai pembawa acara di berbagai program televisi ini.
“Sehingga sekalipun kita mengalami peningkatan pariwisata namun jangan sampai norma-norma luar yang merusak Kekristenan menjadi perilaku yang bisa di terima di Sumut. Seperti LGBT dan lain-lainnya”, pungkas penulis serial buku ‘The Power Of Public Speaking’ yang diterima sebagai buku pertama asal Indonesia menjadi koleksi perpustakaan South East Asian Studies Cornell University New York, Amerika Serikat pada 2008 silam ini. (redaksi)
Comments
0 comment