Kita dan Mereka: Perjalanan Menelusuri Akar Identitas dan Konflik Manusia
efnews.id - Kota Malang
Kamis, 10 Oktober 2024, pukul 19.30-21.00, Rumah Budaya Ratna di Jl. Diponegoro 3 Klojen, Kota Malang akan menjadi saksi perbincangan mendalam tentang identitas dan konflik manusia dalam acara "Jagong Gayeng." Acara ini akan menghadirkan dua tokoh penting yaitu Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd, Guru Besar Universitas Negeri Malang dan Agustinus Wibowo, penulis buku Kita dan Mereka: Perjalanan Menelusuri Akar Identitas dan Konflik Manusia, yang bukunya akan dibedah tuntas.
Agustinus Wibowo dikenal sebagai penulis dan fotografer perjalanan Indonesia yang membawa perspektif unik tentang identitas. Dalam buku Kita dan Mereka: Perjalanan Menelusuri Akar Identitas dan Konflik Manusia, Agustinus mengajak pembaca menelusuri bukan hanya peta dunia fisik, tetapi juga peta hati dan pikiran. Terinspirasi dari pengalaman pribadinya sebagai warga keturunan Tionghoa yang pernah merasakan diskriminasi, ia mengupas lapisan-lapisan tentang siapa kita, bagaimana kita dipersepsikan, dan apa arti menjadi bagian dari sebuah komunitas manusia.
"Buku ini adalah hasil pencarian saya akan jawaban-jawaban tersebut, sebuah ekspedisi yang menggabungkan perjalanan fisik, memori sejarah, dan eksplorasi spiritual," buka Agustinus yang akan mengajak audiens untuk merenungkan kompleksitas identitas manusia serta menggali lebih dalam makna keberagaman dan pentingnya saling memahami.
"Melalui buku ini yang bukan hanya sekadar catatan perjalanan, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang siapa kita dan bagaimana kita berhubungan dengan orang lain. Saya juga berharap buku ini dapat menjadi jembatan bagi kita untuk saling menghargai dan membangun masyarakat yang lebih inklusif," ujar Agustinus yang bukunya lebih dari sekadar analisis akademis, namun juga sebagai narasi pribadi yang penuh dengan pencarian dan pertanyaan.
Berawal dari seorang sarjana ilmu komputer di Universitas Tsinghua di Beijing. Pada tahun 2005, Agustinus memulai petualangan perjalanan darat keliling Asia, berangkat dari China melintasi negara-negara Asia Selatan dan Asia Tengah, hingga menetap sebagai jurnalis foto di Afghanistan selama tiga tahun.
Buku pertamanya adalah Selimut Debu: Impian dan Kebanggaan dari Negeri Perang Afghanistan (2010), disusul dengan Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah (2011). Buku ketiganya, Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013) adalah sebuah catatan perjalanan dengan gaya penulisan yang orisinal dipadukan dengan memoar, telah diterbitkan dalam versi bahasa Inggris sebagai Ground Zero: When the Journey Takes You Home (2015).
Pria yang juga mempelajari bahasa Rusia, Jepang, Jerman, Prancis di bangku sekolah; dan secara otodidak mempelajari banyak bahasa di antaranya Urdu, Farsi, Tajik, Kirgiz, Kazakh, Uzbek, Mongol, Turki, dan Tok Pisin tersebut, mengajak pembaca menyelami masalah identitas dan konflik manusia. Mulai dari tembok yang memisahkan bangsa, mitos yang membentuk peradaban, hingga pertarungan ideologi dalam era globalisasi. Setiap halaman adalah refleksi dari perjalanan pribadi penulis dalam memahami siapa dirinya.
Desi Anwar, Senior Anchor dan Direktur CNN Indonesia menuliskan catatan kecil di buku ini yang menyatakan bahwa identitas itu hanya sebuah ilusi. Karya ini disebutkan menjadi penuntun bagi kita untuk mendalami diri dan mengupas lapisan-lapisan ilusi kehidupan, sampai kita mampu mencapai kebenaran dan realitas yang sesungguhnya.
Acara ini akan menjadi kesempatan langka untuk mendengarkan langsung pandangan mendalam dari seorang penjelajah dan penulis yang karyanya telah diakui secara luas, serta dari seorang intelektual yang memiliki wawasan mendalam tentang kebudayaan Indonesia. Bagi mereka yang tertarik pada isu-isu identitas, perjalanan hidup, serta konflik manusia, "Jagong Gayeng" ini adalah pertemuan yang tidak boleh terlewatkan.
Reporter: Francis Xavier
Comments
0 comment